- Back to Home »
- Kehancuran bangsa Yahudi menurut Al-Qur’an, Hadis, Taurat dan Fakta Terkini.
Rabu, 26 Februari 2014
Kata Taurat berarti penjelasan dan pemaparan, dan Taurat Musa adalah
Taurat yang benar akan tetapi Yahudi merubah-rubah serta menyembunyikan
kebenaran isi dan memalsukannya. Sehingga ditemukanlah berbagai versi
Taurat dengan isi yang saling bertentangan dengan kebenaran ilmu dan
sunah kauniyah.
Taurat, Kitab para Nabi, dan
Suhuf Musa adalah dalil dan sumber petunjuk serta syariat bagi kaum
Yahudi. Taurat terbagi menjadi lima kitab yaitu: Kitab Kejadian,
Keluaran, Imamat, Bilangan, dan Ulangan.
Taurat yang benar
adalah Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa as, di Tursina tahun 1571
SM, lalu menghilang, dan hanya Allah SWT saja yang mengetahui
hikmahnya. Lalu setelah itu Allah menurunkan kitab Injil kepada nabi Isa
AS, setelah berlalu ratusan tahun Injil baru ditulis, hingga
pesan-pesan benar dari Allah dan nabi Isa AS hilang, kemudian diturunkan
Al-Qur’an risalah yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW sebaik-baik
manusia, shalawat dan salam atasnya beserta para sahabatnya yang mulia.
Dan Al-Qur’an adalah kitab terakhir yang diturunkan untuk manusia.
Keberadan Al-Qur’an senantiasa dijaga Allah SWT, tidak mungkin berubah
dan diselewengkan karena Allah tidak mengutus rasul-rasul lagi, dan
risalah itu diberlakukan hingga hari kiamat. Dan hari kiamat itu sudah
dekat dengan sebagian tandanya yaitu kesombongan Yahudi.
Kitab
mereka sekarang ini bukan Taurat Musa yang suci, begitu mereka murtad
dan kafir, Allah SWT melepaskannya dari hati mereka, karena mereka
makhluk yang sangat durhaka. Ini pun tak terlepas dari peran
tukang-tukang sihir mereka yang memerankan kepalsuan dengan mengarang
Taurat palsu. Mereka menulis apa yang menurut mereka halal dengan
perkara-perkara khurafat, dan bahan tertawaan secara berurutan. Setiap
mereka selesai satu baris, datang orang setelahnya dan merubah serta
mengoreksi Taurat, maka tak heran setelah beberapa masa ada sekelompok
penyusun Taurat menurut bisikan hawa nafsu kebodohan dan kekafiran
mereka.
Bukti itu semua adalah adanya kesalahan yang terjadi
dalam sejarah, akidah kebobrokan moral, pertentangan, dan kebodohan.
Oleh karena itu seorang filosof Perancis bernama Mourice Bucail
menggambarkan dalam kitabnya : Ilmu Pengetahuan, Al-Qur’an, Taurat serta
Injil dalam pernyataannya:
“Sesungguhnya abad yang lalu ada
sekelompok pengarang sastra yang menghasilkan karya kira-kira dalam
sembilan abad, kelompok tersebut merubah nash-nash dengan pendapat
manusia bertahun-tahun lamanya”.
Laki-laki ini adalah sosok
moderat, yang mencari kebenaran atas dasar ilmu pengetahuan, akal serta
perbandingan agama, tanpa penyelewengan, penghinaan dan pembangkangan.
Manusia manapun bila membaca Taurat, maka ia akan mendapati kekafiran,
kebodohan dan pertentangan. Yang menyebabkan tudingan bahwa itu bukan
lah Taurat Musa Rasul Ulul Azmi. Ternyata Yahudi telah menghilangkan
bekas peninggalan dalam bahasa Arab, yang jumlahnya mencapai setengah
juta dari peninggalan tersebut ditangan mereka. Ketika terbukanya kedok
para pengarang Taurat tersebut. Taurat mereka ditulis dengan pena yang
berbeda dalam kurun waktu dan tempat yang berbeda pula. Kisah–kisah
tentang modernisasi bangsa Yahudi, tidak jauh berbeda dengan Taurat
terdahulu. Dan Taurat Yahudilah yang mengklaim diri sebagai Taurat suci
dan murni.
Hingga akhirnya berbicaralah seorang penulis Yahudi Artsaroben menyatakan:
“Sesungguhnya dasar-dasar sejarah akidah bangsa Yahudi telah tertulis
dalam syariatnya Azra dan Nahemiya sekitar 400 tahun SM, kemudian
dirubah dan digantilah syariat tersebut pada abad-abad setelahnya
menyesuaikan ambisi zionis”.
Allah berfirman:
فَوَيْلٌ
لِلَّذِينَ يَكْتُبُونَ الْكِتَابَ بِأَيْدِيهِمْ ثُمَّ يَقُولُونَ هَذَا
مِنْ عِنْدِ اللَّهِ لِيَشْتَرُوا بِهِ ثَمَنًا قَلِيلًا فَوَيْلٌ لَهُمْ
مِمَّا كَتَبَتْ أَيْدِيهِمْ وَوَيْلٌ لَهُمْ مِمَّا يَكْسِبُونَ
(البقرة79)
Artinya :“Maka celakalah orang-orang yang menulis
Al-Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu berkata: “Ini dari Allah
(dengan maksud) untuk menjualnya dengan harga yang murah. Maka celakalah
mereka, Karena tulisan tangan mereka, dan celakalah mereka apa yang
mereka perbuat”. (QS. Al-Baqarah:79)
Al-Quran menjelaskan
bagaimana kaum Yahudi hobi mengubah-ubah kitab suci mereka, sehingga
tidak diketahui lagi mana wahyu yang asli dan mana yang merupakan
tambahan mereka. Akibat pengkhianatan mereka terhadap kebenaran ini,
maka mereka juga menyesatkan kaum lainnya yang mengikuti mereka. Hingga
kini diakui oleh para pengkaji agama Yahudi, bahwa masalah besar dalam
mengkaji Kitab Yahudi (Bibel Yahudi – yang oleh orang Kristen disebut
sebagai ‘Perjanjian Lama’) adalah masalah keotentikan (original)
teks-teks Bibel tersebut. Yakni membedakan, mana yang asli dan mana yang
sisipan. Th.C. Vriezen, dalam bukunya, Agama Israel Kuno (Jakarta:
Badan Penerbit Kristen, 2001), menulis:
“Ada beberapa kesulitan
yang harus kita hadapi jika hendak membahas bahan sejarah Perjanjian
Lama secara bertanggung jawab. Sebab yang utama ialah bahwa proses
sejarah ada banyak sumber kuno yang diterbitkan ulang atau diredaksi
(diolah kembali oleh penyadur). Proses penyaduran turun-temurun itu ada
untung ruginya. Salah satu keuntungannya ialah bahwa sumber-sumber kuno
itu dipertahankan dan tidak hilang atau terlupakan. Namun, ada
kerugiannya yaitu adanya banyak penambahan dan perubahan yang secara
bertahap dimasukkan ke dalam naskah, sehingga sekarang sulit sekali
untuk menentukan bagian mana dalam naskah historis itu yang asli
(original) dan bagian mana yang merupakan sisipan.”
Richard
Elliot Friedman, dalam bukunya, Who Wrote the Bible, (New York:
Perennial Library, 1989), juga menulis: “It is a strange fact that we
have never known with certainty who produced the book that has played a
central role in our civilization.” Jadi, menurut Friedman, adalah hal
yang ajaib bahwa kaum Yahudi-Kristen sebenarnya tidak pernah tahu dengan
pasti, siapa yang menulis kitab mereka. Padahal, kitab itu sudah begitu
memainkan peran sentral dalam peradaban mereka. Bahkan, Kitab Torah
(Five Book of Moses, yakni Kitab Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan,
dan Ulangan) dikatakan Friedman sebagai salah satu teka-teki paling kuno
di dunia (It is one of the oldest puzzles in the world).
Mudah-mudahan kita semuanya senantiasa diselamatkan Allah, agar tidak
terjebak dalam pola pikir dan jalan orang-orang yang dimurkai Allah
(al-maghdub alaihim). Berikut ini adalah contoh bentuk-bentuk ayat Bible
(Taurat) yang tidak pernah diekpos dan mengundang pertanyaan, benarkah
ini firman Allah, atau perubahan yang ditulis para Yahudi tersebut:
1. Pelecehan Alkitab (Bibel) kepada Tuhan: Tuhan menyesal
Kejadian 6:5 Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di
bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan
semata-mata, 6:6 maka menyesal-lah TUHAN , bahwa Ia telah menjadikan
manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya.Tuhan lelah kepayahan
dan kecapaian (Keluaran 31: 17) ” Antara Aku dan orang Israel maka
inilah suatu peringatan untuk selama-lamanya, sebab enam hari lamanya
Tuhan menjadikan langit dan bumi, dan pada hari yang ketujuh IA BERHENTI
BEKERJA UNTUK BERISTIRAHAT.”
2. Pelecehan terhadap Nabi.
Bagaimana mungkin seorang nabi yang suci yang menyuruh menyembah Allah
justru menyesatkan kaumnya agar menyembah patung.
Nabi Harun
membuat dan menyembah patung emas (Keluaran 32:2-4) Keluaran 32:2-4,
Lalu berkatalah Harun kepada mereka: “Tanggalkanlah anting-anting emas
yang ada pada telinga isterimu, anakmu laki-laki dan perempuan, dan
bawalah semuanya kepadaku.” 32:3 Lalu seluruh bangsa itu menanggalkan
anting-anting emas yang ada pada telinga mereka dan membawanya
kepadaHarun. 32:4 Diterimanyalah itu dari tangan mereka, dibentuknya
dengan pahat, dan dibuatnyalah dari padanya anak lembu tuangan .
Kemudian berkatalah mereka: “Hai Israel, inilah Allahmu, yang telah
menuntun engkau keluar dari tanah Mesir! “
3. Nabi Sulaiman
(Salomo) tidak taat kepada Tuhan karena lebih mencintai 700 istri dan
menyimpan 300 gundik (I Raja-raja 11:3)
Tidak mungkin seorang
Nabi dan Rasul rakus perempuan dan menjauhkan Tuhan: “Ia (Nabi Sulaiman)
mempunyai tujuh ratus isteri dari kaum bangsawan dan tiga ratus gundik;
isteri-isterinya itu menarik hatinya dari pada TUHAN”, dan masih banyak
lagi. Kita berlindung kepada Allah dari tuduhan dan penyelewengan dalam
Taurat yang dilakukan para Yahudi tsb.(Bersambung…).
Penulis: DR. Muqoddam Cholil, MA
Diberdayakan oleh Blogger.